Cari Blog Ini

Sabtu, 25 November 2017

Analisis Gerombol Menggunakan SPSS

Soal :
Berdasarkan data BPS pada laporan Sosial Indonesia dari Supas dan Sakernas 1995 didapatkan data seperti pada tabel 1. Mengingat penduduk lansia semakin lama semakin banyak, didasarkan perkiraan BPS pada tahun 2005 penduduk lansia cenderung bertambah atau ada perubahan struktur dari struktur penduduk muda ke struktur penduduk tua. Maka dari itu perlu adanya perhatian ekstra dari pihak pemerintah untuk permasalahan ini. Pembentukan wilayah pembinaan untuk permasalahan lansia pada pulau sumatera dan jawa dapat dilakukan dengan membentuk wilayah konsentrasi berdasarkan data pada tabel 1. Model analisis cluster sangat mendukung pembentukan wilayah tersebut.
Tabel. 1
Enam Kriteria Keterlantara Lansia Menurut Propinsi
PROPINSI
tidak pernah sekolah/tamat SD
makan makanan pokok <21X dalam seminggu
makan lauk pauk berprotein tinggi<4X dalam seminggu
memiliki pakaian <4 stel
tidak mempunyai tempat tetap untuk tidur
bila sakit tidak diobati
SUMATERA UTARA     
63.13
38.67
35.70
16.79
2.48
3.33
SUMATERA BARAT     
57.48
48.23
17.48
20.60
0.90
4.05
RIAU               
67.72
50.59
18.43
9.95
1.58
3.34
JAMBI              
75.99
44.10
29.77
27.94
1.76
2.55
SUMATERA SELATAN   
65.69
58.39
27.90
24.67
5.57
5.18
BENGKULU           
71.37
52.02
35.60
30.64
2.17
4.29
LAMPUNG            
80.64
35.59
41.56
34.15
1.48
2.78
DKI JAKARTA        
37.80
56.38
12.28
87.24
1.45
6.78
JAWA BARAT         
70.84
70.48
31.37
17.17
1.82
5.32
JAWA TENGAH        
79.30
35.99
16.25
19.36
1.89
3.97
D.I.  YOGYAKARTA   
76.05
46.27
11.35
17.45
1.17
4.72
JAWA TIMUR         
82.76
30.86
15.13
30.77
2.01
3.55

Penyelesaian Menggunakan SPSS
1.      Tabel Case Processing Summary
Case Processing Summarya
Cases
Valid
Missing
Total
N
Percent
N
Percent
N
Percent
12
100.0
0
.0
12
100.0
a. Single Linkage

Interpretasi :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa banyaknya data adalah 12 dengan persentase total 100%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada data yang hilang dari 12 data tersebut.

2.      Proximity Matrix



Interpretasi :

Semakin kecil jarak Euclid antar variabel maka variabel-variabel tersebut akan semakin mirip, begitupun sebaliknya jika jarak Euclid antar variabel semakin jauh maka variabel-variabel tersebut akan semakin berbeda.
·         Jarak Euclid terkecil yaitu 11.338 yaitu jarak antara Bengkulu dengan Jambi, jadi dapat disimpulkan bahwa Bengkulu dan Jambi memiliki kemiripan yang paling dekat dalam hal ini.
·         Jarak Euclid ke-2 terkecil yaitu 12.041 yaitu jarak antara D.I Yogyakarta dengan Jawa Tengah, jadi dapat disimpulkan bahwa D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah memiliki kemiripan k-2 terdekat setelah Bengkulu dan Jawa Tengah.
·         Jarak Euclid ke-3 terkecil yaitu 13.035 yaitu jarak antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah, jadi dapat disimpulkan bahwa Jawa Timur dan Jawa Tengah  memiliki kemiripan ke-3 terdekat setelah Bengkulu-Jambi Tengah dan D.I Yogyakarta-Jawa Tengah.


3.      Single Linkage
Agglomeration Schedule
Stage
Cluster Combined
Coefficients
Stage Cluster First Appears
Next Stage
Cluster 1
Cluster 2
Cluster 1
Cluster 2
dimension0
1
4
6
11.338
0
0
4
2
10
11
12.041
0
0
3
3
10
12
13.035
2
0
5
4
4
5
13.421
1
0
7
5
3
10
14.018
0
3
6
6
2
3
15.024
0
5
9
7
4
9
15.971
4
0
8
8
4
7
16.485
7
0
9
9
2
4
17.857
6
8
10
10
1
2
18.854
0
9
11
11
1
8
70.000
10
0
0

Keterangan:
1 = Sumatera Utara
2 = Sumatera Barat
3 = Riau
4 = Jambi
5 = Sumatera Selatan
6 = Bengkulu
7 = Lampung
8 = DKI Jakarta
9 = Jawa Barat
10 = Jawa Tengah
11 = D.I Yogyakarta
12 = Jawa Timur


Interpretasi :
·         Pada stage 1, cluster 1 beranggotakan provinsi Jambi dan Bengkulu dengan jarak Euclid 11.338. Untuk cluster 2 dilihat pada stage 4 yang beranggotakan provinsi Sumatera Selatan, sehingga anggota pada stage 1 adalah provinsi Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan
·         Pada stage 2, cluster 1 beranggotakan provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta dengan jarak Euclid 12.041. Untuk cluster 2 dilihat pada stage 4 yang beranggotakan provinsi Jawa Timur, sehingga anggota pada stage 1 adalah provinsi Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan Jawa Timur
·         Pada stage 5, cluster 1 beranggotakan provinsi Riau dan Jawa Tengah dengan jarak Euclid 14.018. Untuk cluster 2 dilihat pada stage 6 yang beranggotakan provinsi Sumater Barat, sehingga anggota pada stage 1 adalah provinsi Riau, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat
·         Pada stage 7, cluster 1 beranggotakan provinsi Jambi dan Jawa Barat dengan jarak Euclid 15.971. Untuk cluster 2 dilihat pada stage 8 yang beranggotaakan provinsi Lampung, sehingga anggota pada stage 1 adalah provinsi Jambi, Jawa Tengah, dan Lampung
·         Pada stage 9, cluster 1 beranggotakan provinsi Sumatera Barat dan Jambi dengan jarak Euclid 17.857. Untuk cluster 2 dilihat pada stage 10 yang beranggotaakan provinsi Suamtera Utara, sehingga anggota pada stage 1 adalah provinsi Suamtera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara
·         Pada stage 11, cluster 1 beranggotakan provinsi Sumatera Utara dan Suamtera Barat dengan jarak Euclid 70.00. Untuk cluster 2 dilihat pada stage 0 yang tidak memiliki anggota, sehingga anggota pada stage 1 adalah provinsi Suamtera Utara dan Sumatera Barat




4.      Dendogram


Interpretasi :
Berdasarkan dendogram diatas didapatkan hasil sebagai berikut :
Ø  Untuk interval 0-5, terdapat 4 iterasi, yaitu :
·         Untuk iterasi 1 terdapat 8 gerombol, yaitu:
ü  Gerombol 1 beranggotakan Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
ü  Gerombol 2 beranggotakan Jawa Barat.
ü  Gerombol 3 beranggotakan Lampung.
ü  Gerombol 4 beranggotakan Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa Timur.
ü  Gerombol 5 beranggotakan Riau.
ü  Gerombol 6 beranggotakan Sumatera Barat.
ü  Gerombol 5 beranggotakan Sumatera Timur.
ü  Gerombol 5 beranggotakan DKI Jakarta.
·         Pada Iterasi ke 2, terdapat 5 gerombol, yaitu,
ü  Gerombol 1 beranggotakan Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jawa Barat.
ü  Gerombol 2 beranggotakan Lampung.
ü  Gerombol 3 beranggotakan Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Riau, dan Sumatera Barat.
ü  Gerombol 4 beranggotakan Sumatera Utara.
ü  Gerombol 5 beranggotakan DKI Jakarta.
·         Pada Iterasi ke 3, terdapat 3 gerombol, yaitu,
ü  Gerombol 1 beranggotakan Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Riau, dan Sumatera Barat.
ü  Gerombol 3 beranggotakan Sumatera Utara.
ü  Gerombol 4 beranggotakan DKI Jakarta.
·         Pada Iterasi ke 4, terdapat 2 gerombol, yaitu,
ü  Gerombol 1 beranggotakan Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Riau, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
ü  Gerombol 2 beranggotakan DKI Jakarta.

Ø  Untuk interval 5-10 :-
Ø  Untuk interval 10-15 :-
Ø  Untuk interval 15-20 : -
Ø  Untuk interval 20-25, terdapat 1 iterasi yaitu:
·         Iterasi 1 (iterasi ke-5) yang beranggotakan 1 gerombol, yaitu gerombol yang beranggotakan Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan DKI Jakarta.
Kesimpulannya :
Semakin kecil jarak Euclid antar provinsi akan semakin mirip keadaan lansia diprovinsi tersebut. Provinsi yang memiliki tingkat kemiripan yang paling tinggi adalah antara anggota kelompok pada gerombol 1 (Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan) dan antara anggota kelompok pada gerombol 4 (Jawa Tengah, D.I Yogyakarta dan Jawa Timur) pada iterasi 1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar